Postingan

Kalau jingganya senja meledak di sore hari tapi ada kamu disampingku Aku lebih baik menatap pantulannya dimatamu Layaknya sabana Argopuro yang lapang Dan aku malah jatuh hati pada jiwamu Hei, kamu mungkin bosan mendengarnya Aku rindu . Bandar Lampung Hari ke-52 tahun 2019
Aku memimpikan seorang gadis yang lebih pantas memikat hatimu Ia anggun, lemah lembut, dan penyabar Tutur katanya baik Tidak pernah membantah pintamu yang bijaksana Ada yang bergerak cepat menuju perbatasan kota Sinar fajar memeluk kedua mata yang sembab Kamu mungkin masih tertidur di kaki Gunung Sindoro atau justru kita sudah mulai saling menambah jarak? Aku memimpikan seorang gadis yang lebih pantas menerima pelukan hatimu Ia tidak melampiaskan kesedihannya dengan menangis kekanakan Meskipun alasannya adalah tidak mau berpisah denganmu Aku benar memimpikan seorang gadis dengan baju berwarna merah muda Senyumnya manis, disampingnya ada kamu Badai seperti apa kiranya yang hendak aku ciptakan dalam diriku sendiri Wonosobo, Hari ke-31 Tahun 2019 05.00
Rindu; bukankah terlalu klise kalau ku tulis tentang itu Tapi betapa lucu cerita tentang Rindu yang mampu mengakrabkanku dengan rintik gerimis di ujung jendela, yang gemuruh gunturnya membuat jantungku berdetak satu ritme lebih cepat. Kamu adalah jauh yang selalu mengerti, Sedang aku masih belajar menerima. Kamu adalah pencemburu yang paling tabah, Aku tak jauh dengan seorang bocah yang berlarian tanpa arah. Aku merasa bodoh tentang menghitung berapa waktu bahagia yang kuharap bisa mengenangnya bersamamu, juga jeda untuk memikirkanmu setiap kali tualang mengulurkan tangannya padaku. Betapa arogan keinginanku agar kamu yang paling pertama tau segala resah dan hari hari burukku, juga aku yang ingin kau cerita tentang itu. Yogyakarta Hari ke-25 tahun 2019 22.50
Dua. Aku senang melewati badai Asal bersamamu Kita akan merasa kehilangan arah Seperti selalu kembali ke jalan buntu Berputar-putar, lelah, dan kadang sakit Ditengah masa yang seperti ini Tidak perlu memaksakan bahagia Kita hanya perlu melewatinya bersama Aku senang melewati badai Asal bersamamu Karena meskipun tidak sedang disampingmu Kamu selalu ada Memeluk hangat ingatanku Menjadikan setiap waktu diperdaya rindu Merbabu 14/12/18 Satu. Apapun yang tengah kau lakukan dan aku tidak bisa campur tangan, aku ingin berada lima langkah dibelakangmu. Merbabu 13/12/18 Nol. Hatimu hanya sedang babak belur dipukuli rindu Bisa binasa kamu jika jadi manusia terlalu Jadi tolong mereda, aku Semua akan berlalu satu persekian detik setelah sebuah temu Merbabu 25/04/18 ps. Catatan dari bom yang menghitung mundur didadaku kemudian dijinakan oleh Sabana Merbabu.
"Kenapa harus   di post ?" tanya Dimas ketika motor kami melaju lambat di daerah Klender. Pertanyaan itu menuju pada gagasan saya untuk membuat instastory   mengenai Memakna(s)i, sebuah project kecil bagi bagi paket nasi untuk pemulung dan pekerja jalanan. "Untuk memantik orang lain melakukan hal yang sama dong," buru buru saya jawab sebelum argumen tak setuju melompat keluar dari kepalanya. "Kamu tau Pramoedya Ananta Toer?" "Tau.." "Soesilo Toer, adiknya, memilih untuk menjadi pemulung untuk menghabiskan masa tuanya. Itu pilihannya, bukan keterpaksaan. Baginya menjadi pemulung adalah kenikmatan tertinggi dalam kehidupan duniawi." Saya angguk-angguk, tapi belum juga menemukan jiwa Soesilo Toer diantara raga pemulung yang berseliweran antara Cakung hingga Cipinang, Cakung hingga Stasiun Bekasi. Yang ada ialah raut enyuh dan syukur yang mengalir, beberapa menyemogakan dengan limpahan kebaikan. Karena memang ada, segelintir mere
Halo! Seperti pada resolusi yang sudah sudah, Ingin konsisten menulis. Coba lihat saja kedepannya akan seperti apa. Bekasi Hari ke-14 tahun 2019 00.24